Kaisar Jepang Pemimpin Perang Dunia II |
Perang Dunia II di Asia dan Pasifik serta Pendudukan Militer Jepang di Indonesia
1. Perang Dunia II di Kawasan Asia Pasifik
Perang Asia Pasifik disebut juga Perang Asia Timur Raya merupakan Perang Dunia II (1939 - 1945) yang terjadi di wilayah Asia Pasifik merupakan pertempuran antara Jepang dengan Blok Sekutu. Perang Dunia II di Asia Pasifik diawali dengan peristiwa penyerangan Jepang tehadap pangkalan angkatan laut AS di Pearl Harbour Hawai (7 Desember 1941).Setelah menguasai Pearl Harbour, Jepang melakukan ekspansi ke kawasan Asia - Pasifik dan dalam waktu singkat Jepang berhasil menguasai negara-negara di kawasan Asia - Pasifik, selain itu Jepang juga berhasil menguasai atau menumbangkan kekuasaan barat di negara-negara Asia - Pasifik.
Baca juga : Sejarah Perang Dunia II Kronologi Sebab dan Akibatnya
Keberhasilan Jepang dalam menumbangkan kekuasaan lawannya di kawasan Asia Pasifik, seperti :
a. Di kawasan Asia Tenggara
Kekuasaan Jepang di kawasan Asia Tenggara berikut diantaranya :
1) Kekuasaan Inggris di Burma, Malaya, dan Singapura.
2) kekuasaan Perancis di Indo Cina (Vietnam, Laos, dan Kamboja).
3) kekuasaan Amerika Serikat di Philipina.
4) Kekuasaan Belanda di Indonesia.
b. Di kawasan Pasifik
Beberapa kepulauan sudah berhasil dikuasai Jepang, berikut diantaranya :
Kepulauan Kuril, Kepulauan Marshall, Gilbert, Laut Bismarck, Papua Utara, Kepulauan Aleut, Midway, Carolina, Kepulauan Mariana, Kepulauan Solomon, Saipan, Guam, dan Laut Koral.
Dalam menghadapi ekspansi Jepang, negara-negara Sekutu menggabungkan diri ke dalam front ABCD (Amerika, British/Inggris, Cina, Dutch,/Belanda). Selain itu juga dibentuk ABDACOM (Amerika, British, Dutch, Australian Comand). Perang Asia pasifik pihak Sekutu dipimpin oleh Jenderal Mac Arthur dari Amerika Serikat (AS) dengan pusat pertahanan di Australia.
2. Kronologi Singkat Perang Dunia II di Asia - Pasifik
Front PasifikTahun 1941
- 7 Desember : Pesawat Jepang memborbardir pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbour, Hawai.
- 8 Desember : Amerika Serikat, Inggris dan Kanada mengumumkan perang kepada Jepang.
- 15 Februari : Singapura jatuh ke tangan Jepang.
- 26 - 28 Februari : Armada laut Jepang mengalahkan kekuatan laut sekutu dalam pertempuran laut Jawa.
- 9 April : Pasukan Amerika Serikat dan Filipina menyerah di semenanjung Bataan.
- 18 April : Armada udara Amerika Serikat mengebom Tokyo dalam serangan Doolitle.
- 4 - 8 Mei : Armada laut Sekutu membendung serangan Jepang dalam pertempuran Terumbu Karang.
- 4 - 6 Juni : Pasukan Sekutu mengalahkan Jepang dalam Pertempuran Midway.
- 7 Agustus : Pasukan marinir Amerika Serikat mendarat di Guadalcanal.
- 8 Maret : Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang di Kalijati
Tahun 1943
- 20 Nvember : Pasukan Amerika Serikat menyerang Tarawa.
Tahun 1944
- 19 - 20 Juni : Angkatan laut Amerika Serikat mengalahkan Jepang dalam pertempuran di Filipina.
- 18 Juli : Perdana Menteri Tojo mengundurkan diri.
- 20 Oktober : Pasukan Sekutu mendarat di Filipina.
- 23 - 26 Oktober : Pasukan Sekutu menghancurkan armada laut Jepang dalam pertempuran Teluk Leyte di Filipina.
Tahun 1945
- 16 Maret : Pasukan marinir Amerika Serikat merebut Iwo Jima.
- 21 Juni : Pasukan marinir Amerika Serikat merebut Okinawa.
- 6 Agustus : Bom atom dijatuhkan di Hiroshima.
- 9 Agustus : Bom atom dijatuhkan di Nagasaki.
- 14 Agustus : Jepang menyerah tanpa syarat pada Sekutu.
- 2 September : Jepang menandatangani perjanjian di kapal perang U.S.S Missouri di Teluk Tokyo.
3. Pendudukan Jepang di Indonesia
a. Latar Belakang Pendudukan Jepang di Indonesia
b. Tujuan Pendudukan Jepang di Indonesia
Tujuan Jepang menduduki Indonesia adalah :
d. Politik Jepang di Indonesia
Dalam melaksanakan penjajahan di Indonesia, Jepang bersisi dua yaitu :
Setelah Jepang menduduki Indonesia, selanjutnya melaksanakan pemerasan sumber kekayaan alam untuk kepentingan pemerintah Jepang.
Beberapa cara pemerasan sumber daya alam yang dilakukan oleh Jepang kepada rakyat Indonesia.
a. Semua harta peninggalan milik bangsa Belanda disita, seperti : Perkebunan, Bank, Pabrik, dan Perusahaan-perusahaan vital.
b. Jepang mengawasi dan memonopoli hasil penjualan perkebunan, seperti : Teh, kopi, karet, dan kina.
c. melancarkan kampanye penyerahan barang-barang dan menambah bahan pangan secara besar-besaran.
d. Memusnahkan jenis perkebunan yang tidak berguna dan diganti dengan tanaman bahan pakan.
e. Rakyat hanya diperbolehkan memiliki 40% dari hasil pertanian, sedang 60% lainnya diserahkan kepada pemerintah Jepang.
f. Rakyat dibebani menanam pohon jarak, yang dimanfaatkan untuk pelumas pesawat terbang dan pelicin senjata.
Cara dan usaha pemerasan menyebabkan penderitaan dan kesengsaraan rakyat Indonesia.
2. Pengaruh kebijakan pemerintah pendudukan Jepang di bidang politik
Pada masa pendudukan Jepang semua kegiatan politik di Indonesia dilarang. Pada tanggal 9 Maret 1942, Jepang mengeluarkan UU untuk membubarkan semua perkumpulan di Indonesia. Sebagai gantinya Jepang membentuk organisasi, diantaranya :
a. Gerakan 3A (April 1942)
Gerakan 3A dibentuk dan dipimpin oleh Mr. Syamsudin, tepatnya pada bulan April tahun 1942. Dalam melancarkan propagandanya gerakan 3A bersemboyan sebagai berikut :
b. Pusat Tenaga Rakyat (Putera)
Badan ini dibentuk pada tanggal 1 Maret tahun 1943, yang dipimpin oleh Empat Serangkai yaitu : Ir. Soekarno, Moh. Hatta, KH. Mas Mansyur, dan Ki Hajar Dewantoro. Indonesia memanfaatkan dengan baik gerakan ini salah satunya untuk mencapai kemerdekaan bangsa Indonesia, dengan alasan tersebut akhirnya PUTERA oleh Jepang dibubarkan karena lebih bermanfaat terhadap bangsa Indonesia.
c. Chuo Sangi In (Badan Pertimbangan Pusat)
Chuo Sangi In didirikan pada tanggal 5 September tahun 1943, yang beranggotakan 43 orang. Chuo Sangi In dipimpin oleh : Ir. Soekarno. dan wakilnya oleh : RM. Koesumo Utoyo dan Dr. Buntaran Martoatmodjo. Chuo Sangi In bertugas dalam memajukan setiap usaha Jepang untuk memenangkan perang sekaligus memberikan pertimbangan kepada pemerintah Jepang dalam mengambil keputusan.
d. Organisme islam yang tidak berpolitik dibiarkan oleh Jepang, seperti : MIAI (Majelis Islam A'la Indonesia), kemudian para tokoh mendirikan Masyumi (Majelis Syuro Muslimin) yang dipimpin oleh KH. Hasyim Asyahari.
e. Bulan Desember tahun 1944, didirikan Hizbullah (Organisasi semi militer pemuda Islam).
Kebijakan pemerintah Jepang yang menekan pergerakan nasional Indonesia ternyata tidak mematahkan semangat, para pemimpin memanfaatkan setiap organisasi bentukan Jepang demi mewujudkan kemerdekaan.
3. Pengaruh kebijakan pemerintah Jepang dalam kehidupan sosial
- Restorasi Meiji Teno (1868). Pembaharuan menuju kemajuan yang dilaksanakan pada masa Restorasi Meiji menjadikan Jepang berkembang sebagai negara industri modern, perdagangan , dan militer. Sejajar dengan bangsa-bangsa barat, hal tersebut mendorong Jepang mengembangkan imperealismenya.
- Berkembangnya paham Hakko Ichi U (Dunia merupakan satu keluarga), hal tersebut memacu Jepang menjadi pemimpin dunia.
- Faktor ekonomi (Jepang menjadi negara industri terbesar di Asia), mendorong Jepang melakukan ekspansi untuk :
- a. Mencari bahan baku (mentah).
- b. Tempat pemasaran hasil industri.
b. Tujuan Pendudukan Jepang di Indonesia
Tujuan Jepang menduduki Indonesia adalah :
1) Indonesia dijadikan sumber bahan mentah dan pemasaran hasil industri.c. Kedatangan Jepang di Indonesia
2) Indonesia mempunyai posisi yang strategis dan kaya akan bahan mentah, sehngga dijadikan kantong dan gudang perbekalan untuk menunjang perang Asia Pasifik.
3) Indonesia dijadikan pusat pertahanan perang melawan Sekutu.
4) Indonesia dijadikan sumber tenaga untuk melawan Sekutu.
- Usaha Jepang untuk merebut Indonesia yang dikuasai oleh Belanda, melalui cara menyerbu daerah-daerah Indonesia.
- Penyerbuan Jepang di wilayah Pulau Jawa dipimpin oleh Jenderal Imamura.
- Saat menyerbu Pulau Jawa pasukan Jepang mendarat di tiga tempat berbeda yaitu : Di Bojonegoro Banten, Eretan Indramayu, Kragan Rembang selanjutnya menyerbu daerah/pusat-pusat pemerintah Hindia Belanda.
- Pada tanggal 8 Maret 1942 Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang di Kalijati Subang (Jawa Barat).
- Penyerahan kekuasaan dilakukan oleh Letjen Ter Poorten (Panglima Belanda) kepada Jenderal Histosyi Imamura (Jepang) disaksiakan Gubernur Jenderal HB Jenderal Carda Van Starken.
- Setelah menguasai Indonesia kemudian Jepang membagi Indonesia menjadi 3 wilayah pertahanan, yaitu :
- 1) Wilayah I, Jawa Gunseikanbu bermarkas di Jakarta oleh Rikugun (Angkatan Darat) wilayahnya : Jawa dan Madura.
- 2) Wilayah II, Sumatera Gunsei Kanbu bermarkas di Bukittinggi oleh Rikugun (Angkatan Darat) wilayahnya : Sumatera.
- 3) Wilayah III, daerah Kaigun (Angkatan Laut) bermarkas di Ujung Pandang wilayahnya : Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Irian Jaya.
d. Politik Jepang di Indonesia
Dalam melaksanakan penjajahan di Indonesia, Jepang bersisi dua yaitu :
- Menarik simpati dan mencari dukungan rakyat Indonesia guna membantu menghadapi Sekutu.
- Pemerasan sumber kekayaan alam dan sumber tenaga manusia.
A. Pengaruh kebijakan pemerintah pendudukan Jepang
Pada mulanya kedatangan Jepang disambut baik oleh bangsa Indonesia, karena berusaha menarik simpati beberapa diantaranya yaitu :1) Melakukan propaganda palsu yaitu mempropagandakan gerakan 3A (Nippon Cahaya Asia, Nippon Pelindung Asia, Nippon Pelindung Asia).1. Pengaruh kebijakan pemerintah Jepang dalam kehidupan ekonomi
2) Bendera Merah Putih, Lagu Indonesia Raya boleh dikibarkan dan dinyanyikan bersama Hinomaru dan Kimigayo.
3) Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa resmi disamping bahasa Jepang.
4) Mengikutsertakan orang-orang Indonesia dalam organisasi atau lembaga pemerintah Jepang.
5) Mempercayai umat Islam (MIAI).
Setelah Jepang menduduki Indonesia, selanjutnya melaksanakan pemerasan sumber kekayaan alam untuk kepentingan pemerintah Jepang.
Beberapa cara pemerasan sumber daya alam yang dilakukan oleh Jepang kepada rakyat Indonesia.
a. Semua harta peninggalan milik bangsa Belanda disita, seperti : Perkebunan, Bank, Pabrik, dan Perusahaan-perusahaan vital.
b. Jepang mengawasi dan memonopoli hasil penjualan perkebunan, seperti : Teh, kopi, karet, dan kina.
c. melancarkan kampanye penyerahan barang-barang dan menambah bahan pangan secara besar-besaran.
d. Memusnahkan jenis perkebunan yang tidak berguna dan diganti dengan tanaman bahan pakan.
e. Rakyat hanya diperbolehkan memiliki 40% dari hasil pertanian, sedang 60% lainnya diserahkan kepada pemerintah Jepang.
f. Rakyat dibebani menanam pohon jarak, yang dimanfaatkan untuk pelumas pesawat terbang dan pelicin senjata.
Cara dan usaha pemerasan menyebabkan penderitaan dan kesengsaraan rakyat Indonesia.
2. Pengaruh kebijakan pemerintah pendudukan Jepang di bidang politik
Pada masa pendudukan Jepang semua kegiatan politik di Indonesia dilarang. Pada tanggal 9 Maret 1942, Jepang mengeluarkan UU untuk membubarkan semua perkumpulan di Indonesia. Sebagai gantinya Jepang membentuk organisasi, diantaranya :
a. Gerakan 3A (April 1942)
Gerakan 3A dibentuk dan dipimpin oleh Mr. Syamsudin, tepatnya pada bulan April tahun 1942. Dalam melancarkan propagandanya gerakan 3A bersemboyan sebagai berikut :
1) Nippon Cahaya Asia.Beberapa sebab atau alasan gerakan 3A dibubarkan salah satunya karena kurang mendapat simpati rakyat maka dari itu oleh Jepang dihentikan gerakan tersebut.
2) Nippon Pelindung Asia.
3) Nippon pemimpin Asia.
b. Pusat Tenaga Rakyat (Putera)
Badan ini dibentuk pada tanggal 1 Maret tahun 1943, yang dipimpin oleh Empat Serangkai yaitu : Ir. Soekarno, Moh. Hatta, KH. Mas Mansyur, dan Ki Hajar Dewantoro. Indonesia memanfaatkan dengan baik gerakan ini salah satunya untuk mencapai kemerdekaan bangsa Indonesia, dengan alasan tersebut akhirnya PUTERA oleh Jepang dibubarkan karena lebih bermanfaat terhadap bangsa Indonesia.
c. Chuo Sangi In (Badan Pertimbangan Pusat)
Chuo Sangi In didirikan pada tanggal 5 September tahun 1943, yang beranggotakan 43 orang. Chuo Sangi In dipimpin oleh : Ir. Soekarno. dan wakilnya oleh : RM. Koesumo Utoyo dan Dr. Buntaran Martoatmodjo. Chuo Sangi In bertugas dalam memajukan setiap usaha Jepang untuk memenangkan perang sekaligus memberikan pertimbangan kepada pemerintah Jepang dalam mengambil keputusan.
d. Organisme islam yang tidak berpolitik dibiarkan oleh Jepang, seperti : MIAI (Majelis Islam A'la Indonesia), kemudian para tokoh mendirikan Masyumi (Majelis Syuro Muslimin) yang dipimpin oleh KH. Hasyim Asyahari.
e. Bulan Desember tahun 1944, didirikan Hizbullah (Organisasi semi militer pemuda Islam).
Kebijakan pemerintah Jepang yang menekan pergerakan nasional Indonesia ternyata tidak mematahkan semangat, para pemimpin memanfaatkan setiap organisasi bentukan Jepang demi mewujudkan kemerdekaan.
3. Pengaruh kebijakan pemerintah Jepang dalam kehidupan sosial
Dalam menghadapi perang Pasifik Jepang memerlukan tenaga kerja, untuk menggerakkan rakyat guna membantu Jepang tersebut dilakukan berbagai cara tersebut :
a. Romusha
Romusha adalah kerja paksa tanpa upah yang dilaksanakan pada masa pendudukan Jepang. Rakyat Indonesia dipaksa bekerja untuk membangun jalan raya, rel kereta api, terowongan, pangkalan militer, dan benteng-benteng pertahanan.
b. Kinrohoshi
Kinrohoshi adalah kerja bakti yang lebih mengarah kepada kerja paksa. Wajib kerja bakti ini diberlakukan bagi pamong desa dan pegawai rendahan.
c. Wajib ikut organisasi semi militer dan resmi militer
Organisasi semi militer seperti :
Organisasi resmi militer seperti :
1. Perjuangan dengan cara kooperasi (Bekerjasama dengan pemerintah Jepang), seperti :
a. Putera (Pusat Tenaga Rakyat)
b. Jawa Hokokai
c. MIAI (Majelis Islam A'la Indonesia)
d. Chuo Sangi In
e. BPUPKI dan PPKI
2. Perjuangan dengan strategi di bawah tanah (Ilegal)
Beberapa kelompok gerakan nasional yang menjalankan strategi gerakan di bawah tanah seperti :
a. Kelompok Sutan Syahrir
Kegiatan politik dilakukan dengan cara memberi kursus politik kaum pelajar yang ada di jakarta dan kota-kota besar lainnya.
b. Kelompok Kaigun
Kaigun adalah perhimpunan para pemuda Indonesia yang mempunyai hubungan erat dengan kepala perwakilan Angkatan Laut (Kaigun) Laksamana Maeda. Di asrama Indonesia merdeka di Jalan Kebon Sirih 80 Jakarta, para pemuda Kaigun belajar politik, hukum, dan bela diri (Karate dan Yudo). Tokoh kelompok yang terkenal yaitu : Mr. Ahmad Subarjo, Mr. AA. Maramis, Dr. Samsi, Sudiro, Wikana, dr. Boentaran, Mr. Gatot dan E. Khairudin.
c. Kelompok Sukarni
Mereka tinggal di asrama angkatan baru di jalan Menteng 31 Jakarta, kelompoknya terdiri dari : Chaerul Saleh, Adam Malik, Pandu Kartawiguna, dan Nitimiharja.
d. Kelompok Persatuan Mahasiswa
Kelompok ini dipimpin oleh beberapa tokoh seperti : Syarif Thayeb, Eri Sudewo, J. Kuntho, dan Supeno. Berpusat di Jalan Prapatan Nomor 10 Jakarta.
e. Kelompok Amir Syarifudin
Kelompok pimpinan Amir Syarifudin ini dianggap sebagai pengganggu karena aktivitas politiknya yang menyudutkan pemerintahan Jepang, karenanya Ia divonis hukuman mati. Akan tetapi atas bantuan Ir. Soekarno vonis tersebut diubah menjadi hukuman seumur hidup.
3. Perlawanan Bersenjata
a. Romusha
Romusha adalah kerja paksa tanpa upah yang dilaksanakan pada masa pendudukan Jepang. Rakyat Indonesia dipaksa bekerja untuk membangun jalan raya, rel kereta api, terowongan, pangkalan militer, dan benteng-benteng pertahanan.
b. Kinrohoshi
Kinrohoshi adalah kerja bakti yang lebih mengarah kepada kerja paksa. Wajib kerja bakti ini diberlakukan bagi pamong desa dan pegawai rendahan.
c. Wajib ikut organisasi semi militer dan resmi militer
Organisasi semi militer seperti :
- Seinendan (Barisan Pemuda) didirikan pada tanggal 9 maret tahun 1943.
- Fujinkai (Barisan Wanita) didirikan pada bulan Agustus tahun 1943.
- Gakutotai (Barisan Pelajar).
- Jawa Hokokai (Kebaktian Rakyat Jawa) didirikan pada tanggal 1 Maret tahun 1944.
- Syuisintai (Barisan Pelopor) didirikan pada tanggal 24 September tahun 1944.
Organisasi resmi militer seperti :
- Heiho (Barisan Pembantu Tentara Jepang) didirikan pada bulan April tahun 1943.
- Peta (Pembela Tanah Air) pusat pendidikan peta di Bogor dan berdiri pada bulan Oktober tahun 1943.
- Keibodan (Barisan Pembantu Polisi) Beda tempat beda rasa seperti : Di Sumatera organisasi ini bernama Bogodan dan di Kalimantan bernama Borneo Kanan Hokokudan.
B. Bentuk-bentuk perlawanan rakyat dan pergerakan kebangsaan Indonesia di berbagai daerah pada masa pendudukan Jepang
Perjuangan bangsa indonesia dalam melawan Jepang dan memperjuangkan kemerdekaan dilaksanakan melalui cara, strategi kooperasi, gerakan di bawah tanah (Ilegal), dan perlawanan bersenjata.1. Perjuangan dengan cara kooperasi (Bekerjasama dengan pemerintah Jepang), seperti :
a. Putera (Pusat Tenaga Rakyat)
b. Jawa Hokokai
c. MIAI (Majelis Islam A'la Indonesia)
d. Chuo Sangi In
e. BPUPKI dan PPKI
2. Perjuangan dengan strategi di bawah tanah (Ilegal)
Beberapa kelompok gerakan nasional yang menjalankan strategi gerakan di bawah tanah seperti :
a. Kelompok Sutan Syahrir
Kegiatan politik dilakukan dengan cara memberi kursus politik kaum pelajar yang ada di jakarta dan kota-kota besar lainnya.
b. Kelompok Kaigun
Kaigun adalah perhimpunan para pemuda Indonesia yang mempunyai hubungan erat dengan kepala perwakilan Angkatan Laut (Kaigun) Laksamana Maeda. Di asrama Indonesia merdeka di Jalan Kebon Sirih 80 Jakarta, para pemuda Kaigun belajar politik, hukum, dan bela diri (Karate dan Yudo). Tokoh kelompok yang terkenal yaitu : Mr. Ahmad Subarjo, Mr. AA. Maramis, Dr. Samsi, Sudiro, Wikana, dr. Boentaran, Mr. Gatot dan E. Khairudin.
c. Kelompok Sukarni
Mereka tinggal di asrama angkatan baru di jalan Menteng 31 Jakarta, kelompoknya terdiri dari : Chaerul Saleh, Adam Malik, Pandu Kartawiguna, dan Nitimiharja.
d. Kelompok Persatuan Mahasiswa
Kelompok ini dipimpin oleh beberapa tokoh seperti : Syarif Thayeb, Eri Sudewo, J. Kuntho, dan Supeno. Berpusat di Jalan Prapatan Nomor 10 Jakarta.
e. Kelompok Amir Syarifudin
Kelompok pimpinan Amir Syarifudin ini dianggap sebagai pengganggu karena aktivitas politiknya yang menyudutkan pemerintahan Jepang, karenanya Ia divonis hukuman mati. Akan tetapi atas bantuan Ir. Soekarno vonis tersebut diubah menjadi hukuman seumur hidup.
3. Perlawanan Bersenjata
a. Perlawanan di Cot Plieng Aceh, yang dipimpin oleh Teungku Abdul Jalil
b. Perlawanan di Sukamanah Singaparna (Banten) Jawa Barat, yang dipimpin oleh KH. Zainal Mustofa.
c. Perlawanan di Indramayu dan Lohbener (Cirebon) Jawa Barat, yang dipimpin oleh H. Madriyas, H. Kartiwa, dan Kiai Srengseng.
d. Perlawanan di Senggau Kalimantan Barat, yang dipimpin oleh Utin Fatimah.
e. Perlawanan di Pontianak, yang dipimpin oleh Pang Suma.
f. Perlawanan di Biak Irian Barat, yang dipimpin oleh L. Rumkorem.
g. Perlawanan Peta Giguyun, seperti :
b. Perlawanan di Sukamanah Singaparna (Banten) Jawa Barat, yang dipimpin oleh KH. Zainal Mustofa.
c. Perlawanan di Indramayu dan Lohbener (Cirebon) Jawa Barat, yang dipimpin oleh H. Madriyas, H. Kartiwa, dan Kiai Srengseng.
d. Perlawanan di Senggau Kalimantan Barat, yang dipimpin oleh Utin Fatimah.
e. Perlawanan di Pontianak, yang dipimpin oleh Pang Suma.
f. Perlawanan di Biak Irian Barat, yang dipimpin oleh L. Rumkorem.
g. Perlawanan Peta Giguyun, seperti :
- Daerah Cilacap Jawa Tengah, yang dipimpin oleh Khusaeri.
- Daerah Aceh, yang dipimpin oleh Teuku Hamid.
- Daerah Blitar Jawa Timur, yang dipimpin oleh Soepriyadi dan kawan-kawan.
Anda sedang membaca materi : Artikel Perang Dunia II di Asia Pasifik serta Pendudukan Militer Jepang di Indonesia